KATA PEGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya saya masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas Karya Ilmiah InI. Tidak lupa juga
Saya ucapkan terima kasih kepada dosen
yang telah membimbing Saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun karya tulis ilmiah Ini.
Karya Ilmiah Ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu tentang pegelolaan peyakit tanaman dalam system
pertanian berlanjutan, yang Saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh Saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri Saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya Karya Ilmiah
ini dapat terselesaikan.
semoga
Karya Ilmiah Saya Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya
pada diri saya sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan
Mudah mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca . Walaupun Karya Ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG MASALAH
KERUGIAN AKIBAT HAMA DAN PENYAKIT
TUMBUHAN
Ø Kehilangan hasil akibat penyakit tumbuhan rata-rata mencapai
11.8% dan karena hama mencapai 12,2 % pada berbagai tanaman penting di seluruh
dunia.
Ø Kehilangan hasil akibat gangguan penyakit pada tanaman padi
rata-rata mencapai 15,1 % dari potensi hasilnya, dengan kerugian di seluruh
dunia mencapai 33 milyar USD selama 1988-1990.
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau
diterjemahkan menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan
kualitas kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian,
meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas
kehidupan masyarakat di pedesaan.
Tiga indikator besar yang dapat dilihat:
Tiga indikator besar yang dapat dilihat:
1.
Lingkungannya lestari
2.
Ekonominya meningkat (sejahtera)
3.
Secara sosial diterima oleh
masyarakat petani.
PHT DAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang
pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi
ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang
terlanjutkan. Sasaran PHT adalah : 1) produktivitas pertanian yang mantap dan
tinggi, 2) penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi OPT dan
kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pada aras yang secara
ekonomis tidak merugikan, dan 4) pengurangan risiko pencemaran lingkungan
akibat penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel
semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan
ekonomi.
PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian
dari sistem pertanian berkelanjutan.
PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) UNTUK
PENYAKIT TANAMAN
Kegiatan
pengendalian penyakit pada tanaman berdasarkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu
(PHT) dimulai dari masa pra-tanam sampai panen, bahkan rekomendasi.
pengendalian pada beberapa jenis
tanaman juga menyangkut pascapanen. Dalam pelaksanaan pengendalian pada setiap
fase tumbuh tanaman, dimulai dari analisa ekosistem, pengamatan penyakit dan
pengambilan keputusan apakah akan dilakukan tindakan pengendalian atau tidak.
Sebelum dilakukan tindakan pengendalian, perlu diadakan pengamatan terhadap
penyakit. Pada setiap fase pertumbuhan tanaman, seharusnya telah diketahui
penyakit apakah yang biasanya mengganggu tanaman. Hal demikian ini agar
memudahkan dalam melakukan monitoring penyakitnya. Penggunaan fungisida hanya
bila perlu .
PRINSIP
PENGELOLAAN PENYAKIT TUMBUHAN
·
Pada prinsipnya, untuk mengelola
penyakit tumbuhan ada strategi dan ada taktik yang dapat digunakan.
·
Taktik dipakai untuk mencapai tujuan
berdasar strategi yang dicanangkan.
·
Secara umum, ada tiga strategi yang
dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit tumbuhan yaitu :
1.
strategi untuk mengurangi inokulum
awal,
2.
strategi untuk mengurangi laju
infeksi, dan
3.
strategi untuk mengurangi lamanya epidemi.
4.
Sedangkan taktik pada prinsipnya ada
enam, yaitu avoidan, ekslusi, eradikasi, proteksi, resistensi, dan terapi.
PHT DAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
PHT adalah
suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang
didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka
pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Sasaran
PHT adalah : 1) produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, 2) penghasilan
dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi OPT dan kerusakan tanaman
karena serangannya tetap berada pada aras yang secara ekonomis tidak merugikan,
dan 4) pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida.
Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda
pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi.
PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan
PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) UNTUK PENYAKIT TANAMAN
Kegiatan
pengendalian penyakit pada tanaman berdasarkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu
(PHT) dimulai dari masa pra-tanam sampai panen, bahkan rekomendasi pengendalian
pada beberapa jenis tanaman juga menyangkut pascapanen. Dalam pelaksanaan
pengendalian pada setiap fase tumbuh tanaman, dimulai dari analisa ekosistem,
pengamatan penyakit dan pengambilan keputusan apakah akan dilakukan tindakan pengendalian
atau tidak. Sebelum dilakukan tindakan pengendalian, perlu diadakan pengamatan
terhadap penyakit. Pada setiap fase pertumbuhan tanaman, seharusnya telah
diketahui penyakit apakah yang biasanya mengganggu tanaman. Hal demikian ini
agar memudahkan dalam melakukan monitoring penyakitnya. Penggunaan fungisida
hanya bila perlu .
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
Ø Banyaknya
masyarakat belum mengetahuiPenerapan
pengelolaan hama terpadu (PHT) dalam pengendalian penyakit tumbuhan ?
Ø Kerugian
akibat hama dan penyakit pada tumbuhan ?
Ø bagaiamana cara
penerapan PHT dalam pengendalian penyakit PHT dan sistem pertanianyang
berkelanjuta ?
C. TUJUAN
Penulisan karya tulis ini bertujuan :
Ø Agar
Banyaknya masyarakat dapat mengetahui cara penerpan pengelolan hama terpadu.
Ø
Agar
dapat mengurangi kerugian akibat dari hama dan penyakit pada tumbuhan.
Ø
Lebih
dapat mengetahaui prinsip pengelolaan peyakit tummbuhan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN
·
Lebih bertumpu pada penggunaan
fungisida
·
Pengendalian menggunakan fungisida
secara berjadwal atau tergantung cuaca
·
Pemilihan varietas tanaman lebih
ditujukan untuk produksi dan pasar, bukan karena ketahanannya terhadap OPT
·
Sisa tanaman sakit dibersihkan
seadanya, bukan benar-benar ditujukan untuk merendahkan jumlah propagul.
·
Belum banyak petani yang membuat
perencanaan pengelolaan OPT mulai awal sebelum dilakukan praktek penanaman.
PESTISIDA
UNTUK PENGENDALIAN PENYEBAB PENYAKIT
Penggunaan pestisida untuk pengendalian penyakit :
Penggunaan pestisida untuk pengendalian penyakit :
·
Fungisida untuk jamur jumlahnya cukup
banyak:
·
Nematisida untuk nematoda beberapa saja
·
Bakterisida untuk bakteri beberapa saja
·
Algisida untuk Algae sangat sedikit
jumlahnya
·
Racun untuk Tanaman Tinggi Parasit
PERMASALAHAN PENERAPAN PHT DALAM
PENGENDALIAN PENYAKIT
·
Faktor penyakit yang renik dan
gejala yang mirip-mirip menyebabkan diagnosis penyakit dan deteksi dini lebih
sukar dikuasai kebanyakan petani
·
Pemahaman petani terhadap aspek yang
menyangkut perilaku patogen dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan patogen.
·
Penerapan PHT yang berhasil hanya
pada beberapa komoditas unggulan, belum menyangkut banyak komoditas yang terus
berkembang di masyarakat.
·
Buku-buku petunjuk untuk PHT lebih
banyak menekankan pada aspek hama, ekosistem, musuh alami hama dibandingkan
pada masalah penyakit.
BEBERAPA
SOLUSI
·
Insentif bagi petani yang menerapkan
PHT
·
Keberpihakan pemerintah lebih
diperbesar untuk meningkatkan pendidikan dan penyediaan sarana/prasarana bagi
petani di pedesaan
·
Faktor informasi à dapat didekati
dengan informasi yang atraktif, sederhana dan mudah dimengerti, up to date,
mudah diakses:
a)
Buku-buku masuk desa dan Perpustakaan
keliling
b)
Klinik tumbuhan masuk desa
c)
Internet masuk.
BAB
III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Ø Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dalam pengendalian
penyakit tumbuhan merupakan bagian dari kegiatan dalam sistem pertanian
berkelanjutan.
Ø Permasalahan yang dihadapi petani dalam penerapan PHT untuk
pengendalian penyakit tumbuhan masih banyak, sehingga perlu uluran tangan
pemerintah lebih besar lagi untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut.
Ø Perlu dibangun sistem jaringan informasi berbasis web di
pedesaan agar petani menjadi lebih mampu dalam menerapkan PHT, yang pada
akhirnya akan tercapai pertanian berkelanjutan yang diharapkan bersama.
DAFTAR
PUSTAKA
Abadi, A.L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Buku3. Bayumedia
Publishing.
Abadi, A.
L. 2005. Permasalahan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu
Perlindungan Tanaman Indonesia No. 6 (1): 1-8.
Perlindungan Tanaman Indonesia No. 6 (1): 1-8.
http://tejahtc.blogspot.com/2011/02/contoh-karya-ilmiah-tentang-bahayanya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar